Cuaca di Bumi Lancang Kuning Lebih Ekstrim pada 2020 Mendatang


PEKANBARU - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, menyebutkan kondisi cuaca di Bumi Lancang Kuning pada 2020 lebih ekstrim.  Kondisi itu harus lebih diwaspadai agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Kondisinya lebih ekstrim dan berbeda dari 2019. Ini sudah dikonfirmasi oleh BMKG maupun sumber lain yang sudah beredar secara nasional maupun internasional," ujar Agung di sela-sela acara peresmian Media Center Humas Polda Riau di Jalan Bima, Pekanbaru, Selasa (26/11/2019).

Jenderal bintang dua itu menegaskan, menghadapi kondisi itu, Polda Riau sudah menyiapkan langkah-langkah konkrit. Tidak hanya upaya pemadaman tapi juga upaya prosfektif dinamika kalau masalah itu adalah masalah bersama.

Selama ini, kata Agung, ada pendapatan berbeda tentang pemadaman kebakaran. Ada yang berpikir kalau pemadaman Karhutla adalah tanggung jawab Polri dan TNI.

"Kalau kebakaran di daerah urusan provinsi. Kalau provinsi berpikir ini urusan pusat. Kebakaran kecil jadi besar dan tak selesai-selesai karena kita terus berdiskusi," tutur Agung.

Dia menegaskan, perlu ada paradigma kalau harus dilakukan pemadaman pada tiap muncul api. "Itu yang harus digelorakan pada seluruhnya (pihak). Minggu ini, kita mulai menyiapkan menghadapi kemarau 2020. Ada dua musim kebakaran yang diantisipasi," tegas Agung.

Perlu adanya Masyarakat Peduli Api dan siapa saja untuk disalurkan menangani pemadanam kebakaran. Walau ada 10.000 personel Polri tetap tidak akan mampu mengatasi masalah itu tanpa bantuan semua pihak.

Agung mencontohkan jika ada kebakaran hutan dan lahan di Bengkalis, maka diharapkan peran serta seluruh masyarakat, mahasiswa, stakeholder, pelajar, relawan memadamkannya. "10 titik api yang muncul, maka 10 kita padamkan. (hrc)
TERKAIT