Anak Di-bully di Sekolah, Orang Tua Minta Jangan Anggap Enteng


PEKANBARU - Bullying menjadi masalah serius di dunia pendidikan. Menganggap anaknya sudah SERING di-bully di sekolah, Eva meminta pihak sekolah tidak menganggap enteng. Sekolah diminta lebih perhatian pada tingkah laku siswanya ini.

Seorang Murid Kelas 1 SD N 145 Kota Pekanbaru Muhammad Nur Ikhsan di-bully teman sekelasnya semenjak awal sekolah sampai sekarang, ikhsan sering dimintai uang jajan sama teman sekelasnya, pensil ikhsan juga pernah dipatahkan temannya, bahkan ikhsan sering ditendang dan diludahi oleh teman sekelasnya, menurut pengakuan ikhsan.

"Yang sebelum-sebelumnya verbal ya, anak saya dikata-katain. Kali ini anak saya dipukul, dicubit tapi anak saya nggak melawan. Sampai bengkak sampai merah. Ini bukan yang pertama kalinya. Ini sudah kali ketiga ya seperti ini," ujar Eva.

Selama Ikhsan Sekolah di SD N 145 yang terletak di Jalan Wonosari Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru selalu diantar dan dijemput oleh Wendra Bapak dari Ikhsan.

Karena sudah sering terjadi Bully terhadap Ikhsan, Wendra selaku orang tua sudah berkali-kali menyampaikan hal ini sama Yulinar Wali Kelas Ikhsan tetapi tidak ada tindakan tegas dari Wali Kelas terhadap sipembuli tersebut.

Senin (25/03/2019), Ikhsan masih tetap ditendang oleh temannya, karena tidak pernah berakhirnya bully terhadap Ikhsan, wendra baru menyampaikan hal ini sama Eva (Mama Ikhsan) dan Eva pun langsung mendatangi sekolah kebetulan saat itu tidak ada Wali Kelas ditempat Akhirnya Eva menjumpai Hasra Isnaldi Selaku Kepala Sekolah SD N 145 Kota Pekanbaru.

Eva bersama Wendra selaku Orang Tua Ikhsan menceritakan kejadian tersebut kepada Kepala Sekolah. Laporan mereka ditanggapi Kepala Sekolah dengan baik, karena pada saat itu tidak ada Yulinar Wali Kelas Ikhsan maka kepala sekolah meminta Orang Tua Ikhsan untuk datang besok harinya.

Selasa (26/03/2019), Eva kembali datang ke sekolah SD N 145 kota Pekanbaru dimana Ikhsan anaknya bersekolah. Pagi jam 08.30 Eva sampai disekolah tapi tidak berjumpa dengan Kepala Sekolah karena Kepala Sekolah sudah keluar yang katanya menhadiri rapat. Eva menghubungi kepala Sekolah lewat nomor Selulernya dan kepala sekolah meminta Eva untuk datang kembali besok paginya. Kemudian Eva minta berjumpa sama Yulinar Wali Kelas Ikhsan, setelah Eva berjumpa dengan Yulinar terjadilah percakapan yang membuat suasana menjadi tegang karena Eva Kecewa dengan tanggapan Yulinar.

"Eva merasa kecewa dengan Wali Kelas anaknya, yang seharusnya Eva bertanya bagaimana permasalahan anaknya disekolah kenapa bisa anak Eva diBully selama bersekolah di SD N 145 Kota Pekanbaru sudah hampir satu tahun, tapi kejadiannya terbalik malah Yulinar yang bertanya kepada Eva apa permasalahannya seolah-olah beliau tidak peduli atas laporan Wendra selama ini", tutur Eva.

Disaat Eva mengatakan kepada Yulinar selaku Wali Kelas bahwa selama ini Wendra Bapak dari Ikhsan sudah berulang kali menyampaikan anaknya Ikhsan sering diBully temannya dan Yulinar pun membantah beliau mengatakan Wendra tidak pernah melaporkan kepada dirinya.

Tanpa berpikir panjang Eva langsung menghubungi Wendra yang berada dikantor tempat dia bekerja dan meminta untuk datang kesekolah. Sesampai Wendra disekolah dia langsung menjelaskan bahwa selama ini dia sudah sering melaporkan kepada Yulinar dan Yulinar tidak lagi bisa membantah.

"Tujuan Eva datang kesekolah minta tanggapan Pihak Sekolah bagaimana dengan anaknya yang selama ini diperlakukan tidak manusiawi oleh teman sekelasnya, disini anak Eva korban tetapi kenapa malah Eva yang diserang oleh Guru- Guru yang ada di SD N 145 Kota Pekanbaru. Seolah-olah mereka melindungi Bully yang selama ini terjadi di sekolah tempat mereka mengajar, tambah Eva lagi karena kekecewaan Eva terhadap pihak sekolah.

Karena Yulinar tidak lagi bisa membantah bahwa dirinya tidak tau soal perlakuan Bully terhadap Ikhsan beliau langsung pergi meninggalkan Orang Tua Ikhsan yang masih berada diruangan Guru.

Dengan rasa kesal ditinggalkan begitu saja oleh Yulinar akhirnya Eva mengikuti Yulinar keruangan Kelas 1 tempat Yulinar mengajar. Sesampai Eva diruangan Kelas 1 dengan serentak teman-teman sekelas Ikhsan langsung berteriak melaporkan kepada Eva bahwa Ikhsan diperlakukan tidak manusiawi oleh salah seorang temannya.

"Bu, Ikhsan sering dimintai uangnya, juga ditendang dan diludahi, teriak teman-teman ikhsan serentak dihadapan Yulinar selaku wali Kelas.

"Kemaren pencil Iqbal juga dipatahin sama dia (sipembully), kata beberapa teman sekelas Ikhsan.

"Setelah mendengar laporan teman-teman sekelas Ikhsan akhirnya Eva mengambil kesimpulan bahwa sipembully belum mendapatkan tindakan tegas dari Wali Kelasnya", Celoteh Eva melampiaskan kekecewaan nya yang terdalam dalam kepada pihak sekolah. (va)
TERKAIT