Epidemiolog Soroti Kelemahan Riau dalam Penanganan Covid-19

PEKANBARU - Naiknya kasus Covid-19 di Provinsi Riau menjadi sorotan banyak pihak hingga terdengar oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyempatkan waktunya untuk mengunjungi Pekanbaru, kemarin, Rabu (19/5/2021).

Tercatat, menurut data Dinas Kesehatan Riau, pada bulan April terjadi 9.511 kasus baru dan hari ini, Kamis (20/5/2021) total ada 8.419 kasus sejak awal bulan Mei. Jika dilihat data per hari, beberapa kali Riau bertambah hingga lebih dari 600 kasus.

Menurut Ketua Ahli Epidemiologi, Wildan Asfan Hasibuan, Riau memiliki kelemahan dalam penanganan Covid-19. Salah satunya, kata Wildan, adalah rendahnya penelusuran (tracing) orang-orang yang pernah kontak dekat dengan pasien positif Covid-19.

Wildan mengatakan, rasio tracing seharusnya 1:15, atau menelusuri hingga 15 orang jika ada 1 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Masih ada kelemahan kita, tracing masih rendah. Rasio masih 1:4, padahal target 1:15," ujarnya, Kamis (20/5/2021).

Jika tracing lemah, lanjut Wildan, banyak orang positif Covid-19 yang tidak terdeteksi.

"Kontak erat (dengan pasien positif) itu masih tinggi, banyak positif tak dideteksi. Mereka terus berkeliaran dan menularkan ke orang lain," katanya.

Wildan mengaku sudah menyampaikan beberapa kelemahan dalam penanganan Covid-19 tersebut kepada Gubernur Riau Syamsuar.(hrc)

TERKAIT