Heboh! Dugaan Penimbunan Solar di Lipat Kain, Manager SPBU Ngamuk dan Putuskan “Stop Bantu Wartawan”

Foto : SPBU Lipat Kain

Kampar – mimbarnegeri.com--|| Sebuah kabar mengejutkan datang dari Lipat Kain, Kabupaten Kampar. Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) diduga menjadi lokasi praktik penimbunan solar bersubsidi yang semestinya hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berhak.

Yang lebih menghebohkan lagi, ketika awak media mencoba mengonfirmasi kabar penimbunan ini, sang Manager SPBU, Ekar Dinasmi  justru menyikapinya dengan cara yang kurang bersahabat, Ianya menyangkal keterlibatan dan marah-marah, hingga menyatakan akan menghentikan semua bentuk bantuannya kepada wartawan.

"Saya tidak ada keterlibatan dalam dugaan tersebut. Tapi mulai sekarang, saya tidak akan lagi membantu wartawan yang selama ini saya bantu ke SPBU tempat saya bekerja!" ujar Ekar dengan nada tinggi saat dikonfirmasi awak media.

Pernyataannya yang meledak-ledak seolah menjadi bentuk kekecewaan terhadap pemberitaan yang kini ramai diperbincangkan di berbagai media online.

Ketika wartawan mencoba menjelaskan bahwa bantuan pribadi tak ada kaitan dengan kerja jurnalistik yang independen, Ekar malah membalas dengan lebih keras.

"Jelas ada kaitannya! Berita tentang dugaan penimbunan solar itu sudah viral di banyak link media online"," tegasnya lantang.

Yang menjadi sorotan publik, tumpukan solar bersubsidi itu ditemukan tersimpan di sebuah musholla kosong—lokasi yang tidak wajar dan patut dicurigai sebagai tempat penyimpanan ilegal.

Sebagai informasi, praktik penimbunan dan penyalahgunaan BBM bersubsidi merupakan pelanggaran serius. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (2) dan (3) Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, yang melarang individu maupun badan usaha menyimpan atau menggunakan BBM bersubsidi secara ilegal. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenai sanksi hukum.

Kini, publik menunggu langkah tegas dari aparat penegak hukum. Apakah ini akan menjadi pintu masuk menguak mafia BBM bersubsidi di daerah? Ataukah semuanya akan hilang ditelan waktu, seperti yang kerap terjadi?

Satu hal yang pasti—kemarahan tidak akan bisa menutupi kebenaran. Dan media, tetap akan bekerja.

TERKAIT