Aksi Solidaritas untuk Rempang dan Galang

Ket Foto : Flayer aksi solidaritas untuk warga Rempang dan Galang yang tersebar di pesan WhatsApp Sumber : Tim TvOne/Ahmidal Yauzar

Medan - Hari ini sekitar Sepuluh ribu massa dikabarkan bakal turun ke jalan  berunjuk rasa, sebagai bentuk aksi solidaritas mendukung warga Pulau Rempang dan Galang terkait permasalahan pengosongan lahan. Seruan Aksi Bela Melayu Rempang dan Galang ini akan digelar di Makam Pahlawan Medan Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Jumat 15/09/2023 (hari ini red) pukul 14.00 WIB.

Kordinator Aksi, Datok Hafifuddin membenarkan akan digelarnya aksi unjuk rasa solidaritas untuk masyarakat Rempang dan Galang, Batam. "Benar, estimasi 10.000 massa, akan diikuti ormas kelompok melayu dan juga organisasi diluar melayu di Kota Medan,"jelasnya.

Datok Hafifuddin mengatakan aksi ini sebagai bentuk keprihatinan atas konflik yang terjadi. "Aksi ini bentuk keprihatianan. Harapannya, aksi berjalan baik dan juga lancar dengan damai, tidak anarkis. Kita ingin menyampaikan rasa kepedulian dan keprihatinan kita terhadap masyarakat Rempang Galang yang saat ini dipaksa untuk segera pindah dan keluar dari Rempang Galang mengingat itu juga tanah leluhur maupun tanah kelahiran mereka," kata Datok Hafifuddin saat dikonfirmasi via seluler, Kamis (14/09/2023).

Ia juga menyampaikan agar massa yang mengikuti aksi besok hari tidak melakukan tindakan anarkis dan berjalan damai.

"Sekali lagi kita turut prihatin terhadap keluarga kita, saudara kita puak melayu yang ada di Rempang Galang. Ini bukan hanya masalah melayu, ini juga masalah kemanusiaan," ucapnya.

Sebagaimana diketahui dari berbagaai pemberitaan nasional bahwa, di lokasi tersebut akan dibangun pabrik kaca nomer 2 terbesar di dunia, tentunya akan menyerap tenaga kerja yang besar pada masyarakat di Pulau Rempang dan Galang, dapat memakmurkan rakyat dan anak cucu mereka di kawasan tersebut, tapi kenyataannya warga berjibaku, memblokir jalan, melawan aparat untuk menghalang-halangi, menolak rencana tersebut.

Poyek besar investasi dari China berupa pabrik kaca yang dibangun tersebut konon akan menyerap tenaga kerja sebanyak 35.000 orang tapi ditolak rakyat P Rempang dan  P Galang. Inilah pentingnya jujur pada rakyat, karena pemilik negeri ini adalah rakyat. Jangan melihat masalah ini dari sisi ganti rugi atau ganti untung atas lahan yang akan direlokasi, tapi bagaimana nasib rakyat di Pulau Galang dan Pulau Rempang ke depannya. Apa manfaat yang akan mereka peroleh dari pengorbanan mereka rela melepas lahan mereka di kawasan tersebut.

UUD 1945 Pasal 33 (3) telah mengamanatkan bahwa, Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengalaman rakyat Indonesia tentang melubernya tenaga kerja China ke Indonesia dan konon pula banyak tidak sesuai prosedur yang ada tentunya menjadi.

Kembali mengingatkan bahwa "Aksi ini bentuk keprihatianan. Harapannya, aksi berjalan baik dan juga lancar dengan damai, tidak anarkis. Kita ingin menyampaikan rasa kepedulian dan keprihatinan kita terhadap masyarakat Rempang Galang yang saat ini dipaksa untuk segera pindah dan keluar dari Rempang Galang mengingat itu juga tanah leluhur maupun tanah kelahiran mereka," kata Datok Hafifuddin saat dikonfirmasi sebagaimana mengutip tv one yang menghubungi Datok via seluler, Kamis (14/09/2023).

sumber : tvonenews.com

TERKAIT