BBM Jenis Solar Bersubsidi Langka, Nelayan Mengeluh Pengawasan Pertamina Buruk, Netizen Minta Ditertibkan
Dumai - mimbarnegeri.com, BBM jenis solar bersubsidi di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Langka, para Nelayan didaerah tersebut mengeluh karena sulit mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi, sumber menginformasikan bahwa sulitnya para Nelayan mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi karena diborong kontraktor perusahaan “alat berat” yang sedang melakukan aktifitas di areal Kawasan Industri Lokasi RT-09 Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan Dumai.
Sulitnya para Nelayan mendapatkan jenis solar bersubsidi bisa jadi disebabkan Pengawasan Pihak Pertamina Dumai buruk, sehingga berpotensi merugikan keuangan Pertamina yang merupakan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh sebab itu Netizen mendesak Pertamina untuk melakukan penertiban. Meskipun Pertamina perusahaan semi pelat merah ini telah menerbitkan regulasi melalui sistim aplikasi MyPertamina terkait pembelian BBM bersubsidi termasuk diantaranya BBM jenis solar, Namun bagi sebagian “Pom Bensin” di sekitar Dumai diinformasikan masih saja melayani dengan sistim manual, diduga dilakukan pada malam hari, terpantau netizen bahwa BBM jenis solar bersubsidi digunakan untuk keperluan pengisian bahan bakar “alat berat”, sayangnya meskipun telah berkali kali disorot terkesan Pertamina adem ayem saja.
BBM Solar bersubsidi dibisniskan oleh segelintir oknum, karena bisnis tersebut menggiurkan bisa mendapat untung besar, karena dijual dengan harga tinggi mencapai belasan ribu rupiah perliter, sementara pemasok BBM solar bersubsidi membeli dari “Pom Bensin” dengan harga subsidi.
Bisnis BBM Solar bersubsidi ini dilakoni oknum pemasok dan kontraktor pemesan karena adanya aktifitas Investor melakukan pematangan lokasi untuk “tapak tangki timbun” pematangan berlangsung sejak pertengahan tahun 2022 silam. Masuknya BBM solar bersubsidi kelokasi kawasan Industry tersebut disebut-sebut “kucing-kucingan” dengan petugas, namun hingga berita ini mencuat untuk yang kesekian kalinya dimedia ini, tampaknya bisnis BBM solar bersubsidi masih saja berlanjut, mulus dan aman-aman saja ujar sumber saat bincang bincang dengan redaksi mimbarnegeri .com Minggu (11 Juni 2023)
Sesuai ketentuan bahwa konsumen membeli BBM termasuk jenis solar bersubsidi di pom bensin sejak April 2023 para Konsumen diwajibkan menggunakan aplikasi MyPertamina tanpa kecuali, meski demikian terkadang para Nelayan pada saat membeli BBM bersubsidi jenis solar untuk keperluan melaut senilai Rp.100.000,- meski menggunakan “barkot” sering apes, di “pom bensin” terpampampang papan maklumat bahwa “solar bersubsidi sedang dalam perjalanan”. Sementara itu pengecer solar bersubsidi “ketengan” yang berada disudut Kota dikabarkan dengan gampang membeli BBM solar bersubsidi menggunakan jeriken kemudian menjual kepada Nelayan dengan harga diatas harga BBM solar bersubsidi. Oleh karenanya Netizen menghimbau Pertamina Dumai untuk melakukan penertiban terhadap pengusaha “Pom Bensin” yang terindikasi membandel melayani BBM solar bersubsidi yang diduga tanpa “barkot”.
Pantauan dilapangan dan berbagai keterangan yang dirangkum wartawan mimbarnegeri.com bahwa oknum penyalur BBM solar bersubsidi keperusahaan kontraktor “alat berat” menggunakan jeriken berisi 35 liter perjeriken, diangkut menggunakan mobil roda empat jenis “pik-up” dan “mini bus” muatan 6 s/d 10, jeriken kemudian dilansir ke salah satu Perusahaan yang sedang melakukan aktifitas pematangan tanah dilokasi kawasan Industry, digunakan untuk pengisian bahan bakar “alat berat” jenis bolduzer dan excapator, sampai hari ini “alat berat” tersebut masih saja melakukan aktifitas.
Terkait perusahaan “alat berat” pemasok BBM solar bersubsidi tersebut dari sebagian data yang dikirimkan netizen ke mimbarnegeri.com dengan menggunakan bon pengantar, “abal-abal” diperkirakan sebanyak 20 lembar, data yang dikirim terhitung tanggal 16 April s/d, tanggal 7 Mei 2023 diperkirakan BBM solar bersubsidi yang digunakan untuk pengisian bahan bakar “alat berat” sebanyak 4.935 liter, sebagai pemasok atas nama, Ni dan Swl.
Nota bon pengantar diatas hanya mencantumkan tanggal dan kode “SRM” dan “Wil” kemudian ditanda tangani tanpa menyebutkan nama yang jelas, baik penerima maupun pemasok, bisa jadi karena takut ketahuan bilamana dilakukan razia oleh petugas. (*)




Tulis Komentar