Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyebut bentrokan maut Morowali dipicu oleh provokator.

Rocky Gerung kritik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Jakarta-mimbarnegeri.com, Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyebut bentrokan maut Morowali dipicu oleh provokator. Menurut dia, kesimpulan Kapolri Sigit menunjukkan ketidakmampuannya memahami problem struktural pada kasus tersebut.

"Karena nggak mampu melihat penyebab strukturalnya, maka dicari penyebab yang sifatnya kriminal. Iya ada yang bawa bensin, tapi kenapa dia bawa bensin bakar? Itu pertanyaannya," kata Rocky Gerung dalam video yang diunggah di kanal Youtubenya, Selasa (17/1/2023).

Dia tak menampik Kapolri memiliki wewenang untuk menginvestigasi kasus dengan melihatnya sebagai kriminalitas, namun dia meminta Kapolri Sigit untuk memahami problem ekonomi politik sebelum menuduh adanya provokator.

"Yang basisnya adalah menguji kembali desain pembangunan di sektor tambang atau nikel, karena itu menyangkut persaingan dunia. Jadi, kalau dibilang ada provokator, lengkapkan kalimatnya. Apakah CIA ada di situ untuk menguji daya tahan China di Indonesia? Atau ada perang baru untuk memperebutkan energi alternatif yaitu nikel?" paparnya.

Seharusnya, lanjut dia, lompatnya kesimpulan langsung ke arah kriminalitas tak dilakukan oleh petinggi selevel Kapolri. Seorang yang mengemban amanat sebagai Kapolri seyogianya menarik kesimpulan berdasarkan kebijakan atau perspektif sosiologi.
"Yang kita perlukan dari Pak Sigit itu mau melihat potensi kerusuhan dan ketidakadilan dari perspektif sosiologi, itu lebih penting. Dan ilmu sosiologi diajarkan di kepolisian. Jadi, sangat menyesal kalau seorang Kapolri itu sekadar melihat hal yang sangat teknis," pungkas dia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut kericuhan antara TKI dan TKA di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dipicu oleh provokasi.

Provokasi tersebut bermula dari adanya ajakan mogok kerja hingga akhirnya kasus viral. "Seolah-olah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI, sehingga inilah kemudia yang memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," kata Kapolri, Senin (16/1/2023).

Kapolri telah mengamankan 71 orang yang terlibat pada insiden tersebut. Kemudian, hingga sejauh ini, Kapolri telah menetapkan 17 orang sebagai tersangka atas kericuhan Morowali.*

Sumber : warta ekonomi jakarta

TERKAIT