Dibuka Rp13.945, Rupiah Bakal Terus Berkibar Ditopang Inflasi


Jakarta -- Nilai tukar rupiah tercatat pada posisi Rp13.945 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (1/2) pagi, atau menguat 0,2 persen dibanding penutupan pada Kamis (31/1) yakni Rp13.972 per dolar AS.

Di kawasan Asia, sebagian mata uang utama ikut menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,27 persen, sementara rupee India menguat 0,06 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong, yen Jepang, dan Peso Filipina sama-sama menguat 0,02 persen.

Di sisi lain, dolar Singapura tercatat melemah 0,1 persen disusul oleh won Korea Selatan 0,17 persen. Baht Thailand menjadi mata uang dengan performa terburuk pagi ini dengan pelemahan 0,21 persen.

Pelemahan ini juga berlaku bagi mata uang negara-negara maju terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,03 persen sementara rubel Rusia dan dolar Australia masing-masing melemah 0,06 persen dan 0,13 persen.

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan ada peluang ekonomi terangkat kembali jika rilis inflasi yang sedianya diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hasil memuaskan. Sebab, kondisi domestik bisa jadi katalis penggerak utama pergerakan rupiah.

Namun, masih ada kemungkinan rupiah akan terkoreksi hari ini lantaran pasar mengantisipasi rilis data Non Farm Payroll (NFP) AS pada malam ini.

"Tapi, kalau hasil inflasi kita positif, tidak menutup kemungkinan rupiah bisa ke area Rp13.890-an. Rentang pergerakannya hari ini di Rp13.990 hingga Rp13.890 per dolar AS," ujarnya kepada wartawan, Jumat (1/2). (cnn)
TERKAIT