Panen Sawit di Gunung Sari Dongkrak Ekonomi Petani, Optimisme Mulai Pulih

Bangkinang, Mimbarnegeri.com — Panen kelapa sawit di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, pada awal pekan ini membawa harapan baru bagi para petani setempat. Setelah beberapa bulan menghadapi fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) dan cuaca tidak menentu, hasil panen kali ini menunjukkan peningkatan baik dari segi produksi maupun kualitas buah.

Shahrul, salah seorang petani yang mengikuti panen, mengungkapkan bahwa hasil tahun ini memberikan angin segar bagi perekonomian keluarga petani.

“Beberapa bulan kemarin pendapatan kami turun karena harga tidak stabil. Tapi sekarang kami merasa lebih tenang. Harga TBS mulai stabil dan hasil panen juga bagus, sehingga perputaran ekonomi di rumah bisa bergerak lagi,” ujarnya kepada media ini, Kamis (20/11/2025).

Berdasarkan laporan para petani, produksi sawit di Gunung Sari meningkat dibanding musim sebelumnya. Buah yang dipanen juga berada dalam kategori matang optimal, sehingga langsung layak dikirim ke pabrik tanpa proses sortir yang berat.

Peningkatan kualitas ini disebut tidak lepas dari kondisi tanaman yang pulih usai musim hujan panjang, serta perawatan kebun yang konsisten dilakukan petani meski kondisi ekonomi sempat menekan mereka

Pemerintah Desa Gunung Sari turut memantau proses panen, termasuk memastikan akses jalan menuju areal kebun tetap dapat dilalui kendaraan pengangkut TBS. Sejumlah titik jalan produksi yang sebelumnya rusak akibat curah hujan tinggi telah mendapat perbaikan sementara.

Kepala Desa menilai perbaikan jalur produksi ini penting agar distribusi tidak terhambat, mengingat sebagian besar warga menggantungkan pendapatan pada hasil kebun.

“Akses darat adalah urat nadi perekonomian petani. Kalau jalannya rusak, panen bisa tertahan dan harganya ikut turun,” ujarnya.

Tidak hanya menghidupkan ekonomi petani, lonjakan panen sawit juga berdampak pada aktivitas pabrik kelapa sawit (PKS) di wilayah Gunung Sari. Beberapa pabrik melaporkan bahwa suplai TBS dari desa tersebut menjadi salah satu yang paling stabil dalam dua bulan terakhir.

Aktivitas pengolahan pun meningkat, mendorong roda perekonomian sektor hilir dan membuka peluang kerja tambahan bagi masyarakat sekitar.

Ke depan, petani berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi dapat memberikan perhatian lebih terhadap perbaikan infrastruktur, khususnya jalan produksi yang menjadi jalur vital.

Selain itu, petani juga meminta adanya program pembinaan teknis terkait peningkatan produktivitas tanaman sawit, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan harga pasar global yang sering berubah-ubah.

“Masa depan perkebunan tidak hanya ditentukan hasil panen, tapi juga dukungan pemerintah. Infrastruktur, bibit unggul, hingga pelatihan harus terus ditingkatkan,” kata Shahrul.

Dengan panen yang lebih baik dan dukungan infrastruktur yang mulai pulih, petani sawit Gunung Sari berharap momentum ini dapat menjadi langkah awal pemulihan ekonomi mereka setelah periode yang penuh ketidakpastian.  (Iyan)

 

 

TERKAIT