Diduga Terlibat Penimbunan BBM Bersubsidi, Oknum Supervisor SPBU Bungkam dan Diduga Adu Domba Wartawan
Pekanbaru, Mimbarnegeri.com –|| Dugaan penggelapan dan penimbunan BBM bersubsidi jenis solar di salah satu SPBU di Kabupaten Pelalawan memicu polemik di kalangan insan pers. Sejumlah media telah memberitakan praktik pelansiran BBM dari SPBU menuju lokasi penimbunan untuk dijual ke industri dengan harga tinggi.
Sejumlah Truk Menanti Pengisian BBM Jenis Solar hingga malam hari
Dalam pemberitaan tersebut, seorang supervisor SPBU berinisial K (Khairudin) disebut-sebut sebagai pihak yang terlibat. Namun, hingga kini Khairudin belum memberikan klarifikasi resmi. Saat dihubungi oleh wartawan, ia sempat mengajak bertemu untuk memberi penjelasan, namun janji tersebut tidak ditepati.
Ironisnya, pada malam hari, Pemimpin Redaksi Anugerahpost.com, Syaf Nasution, yang giat mengangkat kasus ini, justru menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai wartawan. Orang tersebut tidak menyebutkan identitas jelas, namun mengaku sebagai sekretaris salah satu organisasi pers di Kabupaten Pelalawan. Ia menyatakan dirinya diutus oleh Khairudin untuk menemui Syaf Nasution.
Keesokan harinya, muncul pemberitaan tandingan dari beberapa media online yang membantah dugaan penimbunan BBM tersebut. Berita tersebut menyebutkan bahwa tuduhan terhadap Khairudin adalah hoaks, fitnah, dan tendensius. Lebih jauh, berita itu menuding bahwa pemberitaan sebelumnya tidak memenuhi unsur jurnalistik karena tidak diverifikasi dan tidak berimbang.
Menanggapi hal itu, Syaf Nasution menegaskan bahwa berita yang dimuat di Anugerahpost.com telah melalui tahapan jurnalistik yang benar, termasuk konfirmasi dan peliputan langsung di lapangan. Ia menyayangkan adanya upaya dari sesama wartawan yang justru membungkam pemberitaan dengan narasi pesanan.
“Wartawan seharusnya menjadi benteng terakhir untuk menjaga kejujuran dan integritas. Tapi kalau ada yang digunakan untuk menyerang rekan seprofesi demi kepentingan pihak tertentu, ini sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Humas Aliansi Kajian Jurnalis Independen Indonesia (AKJII), Syaparianto. Ia menilai bahwa praktik semacam ini merusak independensi profesi wartawan.
“Ini bahaya. Ketika wartawan memanfaatkan berita orang lain untuk tujuan tertentu, maka kepercayaan publik terhadap media bisa hancur,” tegasnya.
Sejumlah warga dan sopir di sekitar SPBU yang dimaksud juga menyatakan bahwa praktik pelansiran solar sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Namun, fakta yang terlihat dengan mata kepala sendiri itu seolah-olah dipungkiri hanya karena tidak ada laporan resmi dari pihak berwenang.
Pakar komunikasi menyebut bahwa tindakan membuat berita tandingan tanpa memberi ruang hak jawab kepada media yang diserang justru tidak mencerminkan kaidah jurnalistik.
Sebagai penutup, Syaf Nasution menghimbau Khairudin untuk tidak memecah belah insan pers dengan cara-cara tidak etis.
“Jangan adu domba wartawan dengan uang hasil kejahatan,” pungkasnya.*salman




Tulis Komentar