Di Hadapan Jokowi, Bos BI Wanti-wanti 5 Risiko Global Hantui RI

Gubernur BI Perry Warjiyo

Jakarta -- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan ada lima risiko global yang menghantui perekonomian Indonesia sehingga perlu untuk diwaspadai pada tahun depan.

Menurutnya, risiko ini tak hanya mengganggu proses pemulihan ekonomi dalam negeri, tapi juga stabilitas sistem keuangan.

"Kita perlu mewaspadai lima permasalahan ini dari prospek ekonomi global," ujar Perry di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pelaku industri perbankan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di JCC Senayan, Rabu (30/11).

Pertama, risiko pertumbuhan ekonomi yang lambat (slowing growth). Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi dunia yang awalnya diperkirakan bisa tumbuh 3 persen, kemungkinan turun jadi 2,6 persen, atau bahkan 2 persen.

Perekonomian yang melambat ini dikarenakan potensi resesi yang makin tinggi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Kedua, risiko inflasi tinggi (high inflation). Tahun ini, inflasi dunia bahkan diperkirakan bisa sampai 9,2 persen. Hal ini dikarenakan harga energi dan pangan global yang melonjak tajam.

Ketiga, risiko suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama (higher interest for longer). Dalam hal ini, bank sentral utama The Fed diperkirakan bakal masih tetap menaikkan bunga di awal 2023 sehingga suku bunga AS bisa mencapai 5 persen.

Keempat, pergerakan nilai tukar. Dalam hal ini yang perlu diwaspadai adalah sentimen yang bisa menguatkan dolar AS, dan menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar mata uang negara lain, termasuk rupiah.

Kelima, risiko terakhir yang perlu diwaspadai adalah dana asing keluar atau outflow di pasar keuangan. Sebab, jika kondisi global tak menentu, investor cenderung menarik dananya keluar dari pasar keuangan dan mengalihkan aset likuid.

Karenanya, untuk bisa menghadapi risiko ini, maka koordinasi antara pemerintah dan lembaga, seperti Bank Indonesia(BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) harus makin diperkuat.

"Sinergi dan inovasi adalah kata kunci untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional. Ini telah terbukti selama pandemi kemarin," pungkasnya.(cnn)

TERKAIT