Motif Buang Jasad Diduga Pasien Covid di Sungai India Terkuak

Jakarta -- Jenazah warga yang terinfeksi Covid-19 dan dibuang di Sungai Gangga, India, diperkirakan dipicu oleh kemiskinan dan ketakutan akan penyakit itu oleh warga di daerah terpencil.

Hal itu tertulis dalam surat resmi pemerintah yang dilihat oleh Reuters. Beberapa waktu lalu, beredar foto yang menunjukkan jenazah yang dihanyutkan di Sungai Gangga, sungai yang disucikan oleh umat Hindu. Foto ini mengejutkan negara yang tengah menghadapi lonjakan gelombang dua Covid-19.

Surat yang dimaksud dikirim pejabat senior negara, Manoj Kumar Singh kepada para bupati. Dalam surat itu ia menyebut kemungkinan peningkatan pembuangan jenazah ke sungai akibat kurang biaya untuk membeli bahan-bahan seperti kayu bakar untuk kremasi, kepercayaan agama di beberapa komunitas, dan keluarga yang meninggalkan korban COVID-19 karena takut tertular.

Untuk itu, ia meminta pejabat tingkat desa untuk memastikan tidak ada jenazah yang dibuang ke air. Ia pun menjanjikan bahwa pemerintah negara bagian akan membayar keluarga miskin masing-masing 5.000 rupee (Rp975 ribu; kurs Rp194,82) untuk mengkremasi atau menguburkan jenazah. Negara juga meminta polisi untuk berpatroli di sungai untuk menghentikan praktik tersebut.

Lonjakan kematian di banyak tempat menyebabkan penumpukan di krematorium dan melipatgandakan biaya upacara pembakaran mayat.

"Pemerintah memiliki informasi bahwa jenazah mereka yang meninggal karena COVID-19 atau penyakit lainnya dibuang ke sungai alih-alih dibuang sesuai ritual yang tepat," kata seorang pejabat senior negara, Manoj Kumar Singh, dalam sebuah surat tertanggal 14 Mei kepada bupati yang ditinjau oleh Reuters.

Pernyataan Singh dilontarkan usai Perdana Menteri Narendra Modi meminta para pejabat untuk memperkuat perawatan kesehatan di pedesaan. Pasalnya, saat ini penularan Covid-19 juga dengan cepat terjadi di desa setelah menyerang kota-kota.

Banyak media mengaitkan peningkatan jumlah jenazah yang ditemukan mengambang di Sungai Gangga dan beberapa anak sungai lain dengan pandemi virus corona. Namun, negara bagian Uttar Pradesh di utara India, hingga kini belum secara terbuka mengungkapkan penyebab dari kematian jenazah-jenazah ini.

India telah secara resmi melaporkan sekitar 4.000 kematian setiap hari akibat penyakit itu selama hampir dua minggu, tetapi para ahli kesehatan mengatakan jumlah korban kemungkinan jauh lebih tinggi karena pengujian yang buruk di daerah pedesaan dan faktor lainnya.

Juru bicara Uttar Pradesh Navneet Sehgal pada hari Sabtu membantah laporan media lokal bahwa sebanyak 2.000 mayat korban COVID-19 telah ditemukan dari sungai di negara bagian dan tetangga Bihar dalam beberapa hari terakhir.

"Kami terus menemukan 10 hingga 20 jenazah sesekali," kata Sehgal kepada Reuters, menambahkan bahwa beberapa desa di tepi sungai tidak mengkremasi jenazah mereka karena tradisi Hindu mereka.

Pejabat Bihar tidak menanggapi permintaan komentar.(cnn)

TERKAIT