Wagubri : Kita Harus Bersyukur Jadi Daerah Percontohan Penerapan New Normal


PEKANBARU - "Kita sangat bersyukur jadi daerah percontohan penerapan New Normal oleh pemerintah pusat. Pasalnya penunjukan tersebut merupakan salah bukti keberhasilan kita dalam penanganan virus corona (Covid-19),"

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution saat menghadiri Gelar Pasukan Aksi Penyemprotan Disinfektan dan Rapid Test Masal yang aksanakan Pemko Pekanbaru, akhir pekan lalu di Kecamatan Tenayan Raya. Dimana pernyataan itu sesuai dengan masih banyaknya daerah lain yang sampai saat ini masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Artinya masih rawan dengan penyebaran virus corona (Covid-19).

Untuk itu, ia berharap dan kembali mengajak masyarakat Riau untuk terus bersama-sama mendukung program pemerintah menuju kehidupan baru  atau new normal ini dengan seksama. Apa lagi program ini merupakan pilihan pemerintah yang dinilai sangat baik untuk memutus mata rantai Covid-19 dan mengembalikan kehidupan masyarakat normal kembali seperti semula. 

New normal ini adalah program lanjutan setelah penerapan PSBB. Artinya Riau ditunjuk sebagai percontohan karena pusat percaya Riau berhasil ndalam penerapan PSBB sebelumnya. "Ini juga terbukti setelah 5 hari pasca lebaran Idul Fitri kita nihil dari kasus positif Civud-19," katanya.

Ia juga menyampaikan, keberhasilan Riau dalam penanganan Covid-19 ini juga tidak lepas dari kerjasama masyarakat selama ini yang terus bergotong royong dalam penanganan maupun pencegahan penyebaran Covid-19. "Untuk itu dalam penerapan new normal kedepan masyarakat Riau diharalkan bisa terus mendukung dengan baik. Agar Riau betul-betul aman dari penyebaran Covid-19," ujarnya.

Mantan Danrem 031 Wira Bima ini mengakui, jika dalam penerapan PSBB sebelumnya masih ada pemahaman dari masyarakat yang keliru. Yaitu terkait aturan dalam PSBB, seperti penerapan social distancing, physical distancing dan lainya yang masih diabaikan dan tidak dijalankan sesuai himbauan. Pada hal himbauan pemerintah itu sudah berdasar dan harus dikuti sebagaimana mestinya.

"Pemahaman inilah yang harus kita rubah lagi. Kita bisa lihat pemerintah telah menghimbau untuk menjaga jarak namun masih saja ada terjadi. Contohnya sholat berjamaah yang sudah ada fatwa dari MUI yang juga merupakan keputusan bersama bersama ahli serta sesuai agama," ujarnya.

Kendati demikian, ia tetap mengapresiasi dan berterimakasih pada masyarakat yang secara perlahan bisa memahami kondisi ini. Secara dampak memang musibah Covid-19 ini sangat  menyusahkan pada masyarakat, termasuk ia sendiri merasakan bagaimana dampaknya pada anak-anak tidak bisa sekolah, perekonomian menurun dan lainya.

"Namun semua itu tidak hanya di Riau, tapi juga Indonesia bahkan dunia. Mudah-mudahan dengan adanya program new normal atau kehidupan baru ini semua segera berakhir dan kehidupan masyarakat kembali normal seoertinsebekumnya," tuturnya.(*)
TERKAIT