Kenapa Mal Boleh Buka Sementara Warga Diminta Salat di Rumah? Ini Penjelasan Pemko Pekanbaru


PEKANBARU - Banyak komentar masyarakat terkait aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengizinkan mal tetap boleh beroperasi. Kebijakan itu dibandingkan dengan larangan Salat berjemaah di masjid.

Menanggapi itu, Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT mengatakan, di Kota Pekanbaru ada sekitar 1.300 masjid dan musala. Jika semua rumah ibadah ini tetap diizinkan beraktivitas melaksanakan Salat berjemaah lima waktu, Salat Tarawih dan tadarus, ia dinilai lebih rawan terjadi penularan wabah virus corona atau Covid-19 secara massal.

"1.300 masjid dan musala, bila itu kita biarkan mereka melaksanakan ibadah, kalau lima waktu dari 1.300 itu, anggap dengan jemaah Tarawih 50 orang saja, kali 1.300, ada 70 ribu orang yang akan bertemu dalam waktu dan tempat yang sama. Ini tentu risiko lebih tinggi," papar Walikota, Senin (18/5/2020).

Sedangkan mal, di Pekanbaru hanya ada enam titik ditambah beberapa toko yang buka selama penerapan PSBB, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rumah ibadah seperti masjid dan musala.

"Di Pekanbaru mal berapa? Hanya ada enam. Begitu juga dengan toko yang buka, berapa? Ini masih jauh sedikit dari jumlah masjid," ujarnya.

Lanjutnya, orang yang datang ke toko tidak dalam waktu yang sama. Paling dalam satu toko, kata dia, orang paling banyak datang satu, dua bahkan tiga orang saja.

"Tidak adalah satu toko itu ramai-ramai sampai 10 orang, tempatnya kecil, sempit. Kemudian mal itu juga lebih luas ruang geraknya, artinya physical distancing masih bisa terjaga," jelasnya.

Bahkan, kata dia, ada juga mal yang membatasi pengunjungnya. "Di pintu mal sudah ada pengaturan, dengan perhitungan sekian banyak, kemudian tidak boleh berlebih. Kalau sudah keluar baru masuk (pengunjung baru)," tambahnya.

Begitu juga dengan pasar, di Pekanbaru hanya ada 16 pasar baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Pasar diizinkan tetap beroperasi untuk memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kalau pasar tutup, bagaimana kita mau berbelanja kebutuhan. Maka kita harapkan terus dibuka dengan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Ini juga agar krisis ekonomoni tidak semakin parah," jelasnya.(clc)
TERKAIT