Tipe Corona di Indonesia Beda dari Dunia, Ini Cara Virus Bermutasi


Jakarta - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah berhasil melakukan tiga whole genome sequencing (WGS) dari sampel virus Corona yang ditemukan di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakter dari virus.

Hasilnya menurut Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro ternyata virus Corona COVID-19 di Indonesia berbeda dari tiga tipe utama yang ada di dunia. Virus disebut sudah bermutasi.

"Kemarin Eijkman sudah men-submit atau menyampaikan 3 WGS, whole genome sequencing ke gisaid.org sebagai upaya untuk bisa melihat karakter dari COVID-19, terutama yang berada atau beredar di Indonesia. Ini adalah 3 whole genome sequencing pertama yang di-submit Indonesia ke GISAID yang mengumpulkan semua whole genome sequencing dari berbagai negara atau seluruh negara di dunia," kata Bambang.

"Sejauh ini, dari informasi GISAID, ada 3 tipe COVID-19 yang ada di dunia, ada tipe S, tipe G, dan tipe V. Di luar 3 tipe itu ada yang disebut sebagai tipe lain, jadi yang belum teridentifikasi. Dan ternyata whole genome sequences yang dikirim Indonesia termasuk kategori yang lainnya," jelasnya.

Bagaimana virus bermutasi sehingga bisa ada berbagai tipe COVID-19?

Virolog Ian Jones dari University of Reading, Inggris, menjelaskan virus RNA seperti Corona memang secara alami terus bermutasi. Hal ini terjadi karena ada kecacatan dalam proses replikasi.

Saat virus Corona menginfeksi sel, virus akan membajak fungsi sel untuk menciptakan jutaan virus baru dengan informasi genetik yang sama. Dalam prosesnya kadang terjadi 'salah ketik' informasi genetik dan ini yang disebut mutasi.

Semakin virus corona menyebar luas menginfeksi orang-orang maka akan semakin banyak mutasi yang bisa muncul.(dtc)
TERKAIT