Penumpang Pesawat Rontok Sampai 35 Persen

ilustrasi
Jakarta - Kementerian Perhubungan mencatat penurunan penggunaan moda transportasi udara. Tren penurunan penumpang pesawat terjadi mulai H-7 (tujuh hari sebelum Lebaran) hingga hari kedua Lebaran.

Ketua Harian Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Eddy Gunawan menerangkan penurunan penumpang pesawat di Jambi antara 20 sampai 25 persen. Di Ambon, turun 35,68 persen. Di Yogyakarta, turun 20 persen.

Namun demikian, ia mengaku belum bisa memastikan penurunan penumpang pesawat karena mahalnya harga tiket. "Fenomena (penurunan) ini masih kami pelajari," ujarnya, Jumat (7/6).

Sebab, ia juga mencatat penurunan penumpang di moda transportasi darat, bus. Sejak H-7 Lebaran, penurunan penumpang bus mencapai 47 persen.

Lihat juga: Pengamat: Maskapai Asing Bukan Solusi Persoalan Penerbangan

Eddy berasumsi pemudik beralih menggunakan kereta api dan kendaraan pribadi pada Lebaran 2019.

"Kalau kereta itu kita dapat data kumulatif ya naik sekitar 6,48 persen. Jadi, terlihat ada perpindahan penumpang yang beralih ke kereta api dan angkutan pribadi. Kalau pribadi masih kami lihat data peningkatannya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Posko Harian Udara Agustono mengungkapkan penurunan jumlah penumpang pesawat disebabkan oleh animo masyarakat yang ingin menjajal infrastruktur Trans Jawa dan Trans Sumatra.

Alasan lain, ia mensinyalir mahalnya harga tiket pesawat membuat masyarakat yang tak berdaya beli beralih ke jalur darat demi melakukan tradisi mudik, seperti yang dikutip dari cnnindonesia.

"Harga tiket (pesawat), infrastruktur yang ada sudah lancar, terutama Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah bagus. Dengan nilai tiket yang daya beli masyarakat tidak dapat terpenuhi, maka alternatifnya mereka gunakan transportasi darat dan angkutan laut," tandas Agustono. *

TERKAIT