Kadiskes Kepulauan Meranti 'Panggil' Kepala Puskesmas, Ini yang Dibahas


SELATPANJANG - Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kepulauan Meranti, dr Misri Hasanto M.Kes memanggil seluruh kepala puskesmas se-Kepulauan Meranti dengan menggelar pertemuan di Kantor Diskes Kepulauan Meranti, Jalan Kesehatan, Selatpanjang.

"Sebelum musrenbang kita panggil seluruh kepala puskesmas agar mereka bisa mempresentasekan usulan kegiatan di 2021," ujar dr Misri Hasanto, Jumat (17/1/2020) siang, seraya mengatakan bahwa pertemuan tersebut dilaksanakan selama dua hari yakni mulai 15-16 Januari 2020.

Dijelaskan Misri, dalam pertemuan itu berbagai yang perlu dikomunikasikan, misalnya ada beberapa puskesmas yang sudah berubah status dari rawat jalan menjadi rawat inap, tentu sudah berbeda pelayanan 24 jam, butuh tenaga, butuh sarana, dan alat, kemudian tentu ini kebutuhan berbeda dari sebelumnya.

"Standar tenaga kesehatan berbeda-beda menurut tipenya, baik dokternya, bidan dan perawatnya. Perubahan status dari rawat jalan menjadi rawat inap pasti membutuhkan tenaga baru tambahan," jelasnya.

Dibeberkan Misri, dari 10 puskesmas di Kepulauan Meranti, dua puskesmas yang akan berubah status dari rawat jalan menjadi rawat inap yakni Puskesmas Kedaburapat dan Puskesmas Pulau Merbau.

"Kalau Puskesmas Alahair dan Selatpanjang tidak ada rawat inap karena kan sudah dekat dengan rumah sakit umum," bebernya.

Ditambahkan Musri, kegiatan itu juga sekaligus melakukan penandatanganan kontrak kinerja antara kepala dinas kesehatan dengan kepala puskesmas dan sekaligus penyerahan DPA.

"Masukan bermacam-macam ada yang mengusulkan penambahan alat kesehatan, butuh penambahan tenaga medis dan berbagai kebutuhan lainnya," tambahnya.

Diungkapkan mantan Sekretaris Dinas Sosial Kepulauan Meranti itu, ada isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi perangkat daerah yakni dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Diskes Kepulauan Meranti antara lain, masih adanya angka stunting kurang dari 20% dari target nasional di Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Kemudian belum optimalnya pemenuhan dan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, masih terjadinya kasus kematian ibu dan bayi yang harus ditangani dan diharapkan adanya penurunan kasus dari tahun sebelumnya, adanya revitalisasi seluruh posyandu agar pemantau kesehatan ibu dan anak lebih optimal, masih belum optimalnya kesadaran masyarakat, stake holder, aparatur pemerintah dalam mempraktekan 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga dan masih kurangnya penerapan Germas dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya.

Lanjut Misri, upaya peningkatan mutu cakupan serta mutu imunisasi, peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa KLB), upaya pencapaian eliminasi TBC tahun 2030, upaya pencapaian 3 zero HIV tahun 2030, masih tingginya angka kesakitan DBD, upaya pencapaian Kabupaten Kepulauan Meranti bebas pasung, dan upaya peningkatan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular di pelayanan kesehatan.

"Upaya peningkatan SPM bidang kesehatan pada tahun 2021, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, belum optimal pemeliharaan sarana, prasarana dan alkes yang berdampak terhadap kualitas pelayanan kesehatan masyarakat," pungkasnya.(grc)
TERKAIT