Kecam Sikap Otoriter Rektor UIN Suska, Mahasiswa: Fakultas Kita Sedang "Dikangkangi" Haknya


PEKANBARU - Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau kembali menggelar unjuk rasa mengecam sikap otoriter Rektor Akhmad Mujahidin, Selasa (8/10/2019).

Dalam orasinya mahasiswa meminta agar Rektor tidak ikut campur dalam pemilihan Ketua Organisasi Mahasiswa melalui tim ad hoc/bentukan Rektor.

Dimana sebelumnya Rektor telah memilih Ketua Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa tingkat fakultas dan universitas dan UKK/UKM melalui tima ad hoc (bentukan). Kali ini Rektor kembali memilih Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan secara ad hoc.

Tindakan Rektor tersebut dinilai melanggar SK Dirjen Pendis Nomor 4961 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa organisasi mahasiswa bersifat otonom dan bertanggung jawab terhadap anggotanya sesuai AD/ART.

Aksi mahasiswa dilakukan dengan memblokade gedung belajar sehingga proses perkuliahan terhenti dan ratusan mahasiswa turun ke lapangan mengecam kebijakan Rektor.

Tak hanya itu, mahasiswa membakar ban bekas di halaman gedung belajar sambil orasi secara bergantian. Selain itu, mahasiswa mengecam di masa kepemimpinan Akhmad Mujahidin aparat dan intel bebas masuk ke kampus mengawasi gerak mahasiswa.

“UIN Suska sedang tidak baik-baik saja kawan-kawan. Apakah kita akan terus diam? Fakultas kita sedang dikangkangi haknya,” teriak M Rizki dalam aksi tersebut.

Wakil Dekan 2 Fakultas Syariah dan Hukum, Wahidin akhirnya menemui mahasiswa. Dia mengatakan pimpinan fakultas hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Rektor. Dia berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada Rektorat.

"Nanti akan kami sampaikan hasilnya,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum, M Rizky mengatakan sikap Rektor memilih ketua HMJ secara ad hoc sudah mengangkangi demokrasi yang selama ini ada di UIN Suska Riau.

"Tuntutan yang kami sampaikan adalah agar nama-nama yang sudah ditetapkan bukan secara demokrasi itu ditarik segala berkasnya. Karena bukan dipilih oleh mahasiswa masing-masing jurusan,"sebut Rizki.

Sambung Rizky, apabila Rektor tidak memenuhi tuntutan mahasiswa, maka mahasiswa akan melakukan aksi lanjutan.(hrc)

TERKAIT