Soal Pemilu BPN Lebih Ingin Keadilan Ketimbang Rekonsiliasi


Jakarta -- Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan belum diperlukan rekonsiliasi atas memanasnya tensi politik antara pendukung Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Yang diperlukan menurut Dahnil adalah keadilan.

Dahnil berkata memanasnya tensi politik lebih dipicu oleh ketidakadilan atau kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Dahnil meyakini masyarakat tidak akan bergerak jika keadilan ditegakkan.

"Panas karena ada (kecurangan) terstruktur, sistematis dan masif (TSM) itu. Kecurangan yang TSM. Panas karena ada ketidakadilan. Kalau semuanya baik-baik saja ya tidak masalah," kata Dahnil di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (22/4).

Dalam suasana tegang saat ini, Dahnil menyebut belum diperlukan rekonsiliasi antara kubu Prabowo dan Jokowi.

"Rekonsiliasi itu dilakukan kalau ada konflik. Emang sekarang ada konflik? Kan, enggak ada," kata dia.

Menurut Dahnil rekonsiliasi dibutuhkan ketika terjadi konflik. Sementara ketegangan saat ini disebutnya bukan dipicu oleh konflik.

Dia kembali menegaskan bahwa ketegangan di akar rumput lebih disebabkan oleh ketidakadilan dan perbedaan hasil penghitungan suara.

"Jadi justru cara berpikirnya yang harusnya diperbaiki. Kalau ada konflik baru ada rekonsiliasi. Ini enggak ada konflik sama sekali," ujarnya menambahkan.

Menurut Dahnil perdebatan terkait perbedaan hasil penghitungan suara adalah hal biasa dalam sebuah kompetisi.

BPN, kata dia, akan tetap fokus pada pengawalan form C1. Selain itu pihaknya juga akan terus mencari bukti soal kecurangan yang menurutnya dilakukan sangat terstruktur.

"Fokus BPN kita mengawal C1 dan kita sedang mengumpulkan banyak sekali fakta TSM," katanya.(cnn)
TERKAIT