Jelang Pilpres, Investor Asing Tarik Dana Rp232,85 Miliar


Jakarta -- Jelang pemilihan presiden (pilpres) esok, Rabu (17/4), investor asing terpantau terus menarik dananya dari bursa saham dalam negeri. Ramainya aksi jual asing terlihat sejak akhir pekan lalu.

Hingga perdagangan pukul 11.50 WIB hari ini saja, investor asing sudah tercatat jual bersih alias net sell sebesar Rp232,85 miliar di all market. Lalu, net sell asing di pasar reguler sebesar Rp237,01 miliar.

Jumlahnya memang belum sebanyak perdagangan Jumat (12/4) lalu yang tembus Rp1,04 triliun dan Senin (15/4) sebesar Rp344,79 miliar. Namun, aksi penarikan dana hari ini masih bisa berlanjut sampai penutupan perdagangan sore nanti.

Analis Mega Capital Indonesia Adrian M Priyatna menilai mayoritas investor asing memang memilih untuk bersikap menunggu (wait and see) karena pesta demokrasi lima. Investor asing juga menanti hasil perhitungan cepat (quick count) usai pencoblosan selesai.

"Tapi selisih net sell masih tidak terlalu besar, hanya sekitar Rp200 miliar," ujarnya kepada wartawan, Selasa (16/4).

Ia meramalkan investor asing tetap bersikap wait and see jika pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang dalam pilpres kali ini. Sebab, kebijakan pemerintah akan berubah signifikan.

"Jika petahana menang (pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, maka investor akan memiliki ekspektasi bahwa kebijakan pemerintah sekarang akan tetap dilanjutkan," terang dia.

Bukan hanya kebijakan, tapi juga susunan kabinet kerja berpotensi diubah. Hal itu tentu menjadi pertimbangan pasar asing untuk menanamkan dananya di Indonesia.

"Investor menantikan kepastian serta stimulus apa saja yang akan diberikan," jelas Adrian.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee berpendapat investor asing tak khawatir dengan pilpres. Net sell asing ia artikan sebagai aksi ambil untung (profit taking) semata.

"Kemarin-kemarin kan asing sudah masuk terus, jadi ini profit taking. Kalau khawatir sama pilpres sudah keluarnya dari lama, bukan sekarang-sekarang," terang Hans.

Selain itu, perdagangan saham Indonesia pekan ini terbilang singkat, yakni hanya tiga hari. Diketahui, ada dua tanggal merah yang terdiri dari 17 April 2019 dan 19 April 2019.

"Nah pelaku pasar juga ingin ambil cuti, libur. Jadi ambil dulu saja dananya, mau istirahat," katanya.

Secara keseluruhan, Hans memandang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih positif dan tak akan terganggu oleh pilpres. Ini terbukti indeks saham tidak pernah merah setiap kali pilpres berlangsung.

"Indonesia sudah buktikan, pilpres tidak pernah rusuh," imbuh Hans.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sepanjang 2004 lalu tercatat menguat 2,35 persen, lalu 2009 naik 4,92 persen, dan 2014 tumbuh tipis 1,49 persen.

Hingga pukul 11.50 WIB IHSG bergerak stagnan atau hanya menguat tipis 0,28 persen di level 6.453. Sebanyak 199 saham tercatat menguat, 157 saham turun, dan 120 saham stagnan.(cnn)
TERKAIT