PM Mahathir Mohamad Kalah di Hasil Hitung Cepat Pemilu Malaysia

Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad

Jakarta -- Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad berada di urutan keempat dari lima kandidat dalam pemilihan Perdana Menteri Malaysia.

Hal ini membuat Mahathir kehilangan kursi parlementernya dan kemungkinan mengakhiri kariernya sebagai politisi senior Malaysia.

Dikutip dari AFP, Minggu (20/11), Mahathir kalah di daerah pemilihannya yang telah lama dipegangnya di Langkawi. Ini merupakan kekalahan elektoral pertama Mahathir lebih dari setengah abad.

Mahathir mendaftarkan diri sebagai calon PM Malaysia di kantor pemerintah Kuah, Kabupaten Langkawi.

Saat tiba, puluhan pendukung Mahathir menyambutnya dengan sorak sorai. Mereka juga terlihat membawa bendera partai bentukan eks PM itu, Partai Pejuang Tanah.

"Saya masih berdiri dan berbicara dengan Anda, saya kira saya bisa membuat alasan yang masuk akal," kata Mahathir di depan kantor itu, seperti dikutip AFP.

Saat itu ia juga yakin dirinya masih memiliki peluang yang bagus untuk maju dalam pemilu Malaysia meski usianya kini sudah 97 tahun.

Lebih lanjut, Mahathir menerangkan tak akan membentuk aliansi dengan partai yang dipimpin penjahat. Kata ini merujuk pada Partai Malaysia Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang berkuasa saat ini.

Mahathir tercatat dua kali menjabat sebagai PM Malaysia.

Periode pertama Mahathir berlangsung pada 1981 hingga 2003. Kemudian pada 2018, Mahathir terpilih lagi menjadi PM Malaysia.

Di sisi lain, Pemimpin Pakatan Harapan Anwar Ibrahim bersaing ketat dengan pemimpin Partai Perikatan Nasional Muhyiddin Nasin dalam hitung cepat pemilihan umum (Pemilu)Malaysia yang digelar Sabtu (19/11).

Koalisi Barisan Nasional mengekor di belakang. Koalisi ini terdiri dari Partai Organisasi Malasyia Bersatu (UMNO), Kongres India-Malaysia (MIC), dan Partai Persatuan Tionghoa (MCA).(cnn)

TERKAIT